Bakti Kepada Orang Tua
BAKTI KEPADA ORANG TUA
Oleh : Taufik Abdillah Syukur
Assalamu”alaikum wr. Wb.
Segala puji bagi Allah Tuhan
seluruh alam. Semoga rahmat dan salam tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
Saw dan kepada keluarga serta seluruh sahabatnya.
Dalam kesempatan ini saya akan
berceramah dengan tema berbakti pada orangtua.
Mungkin yang pertama kali
terlintas di benak kita adalah mengapa kita harus berbakti kepada orangtua?
Jawabannya adalah; karena merekalah yang membesarkan kita dari kecil hingga
kini. Merekalah yang mengasuh kita, membimbing kita, mendidik kita, dan tanpa
kita sadari pengorbanan mereka sangatlah besar.
Berbakti kepada kedua orang
tua merupakan salah satu amal sholeh yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali
dalam Al Quran. Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 36:
“Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua
orangtuamu.”
Kewajiban kita sebagai anak terhadap orangtua adalah berbuat baik kepada
orang tua karena dosa terbesar setelah musyrik adalah durhaka kepada orang tua.
Dan jangan sekali-kali kita
berbuat durhaka kepada orang tua. Ingatlah begitu dahsyatnya ancaman bagi
siapapun yang durhaka kepada orang tua. Ibnu ‘Umar juga menegaskan bahwa
tangisan orangtua termasuk kedurhakaan yang besar.
Kini, saya akan bercerita
tentang sahabat Rasulullah yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat
beribadah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada
Rasulullah untuk memberitahukan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullah pun mengutus
beberapa sahabatnya untuk menjenguk Alqamah dan menyuruh mereka untuk menalqin
Alqamah untuk mengucapkan La ilaha ilallah.
Namun, saat para sahabat
menalqin Alqamah, ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha
illallah.
Setelah mereka melaporkan hal
itu pada Rasulullah, Rasulullah pun bertanya, “Apakah Alqamah masih punya
orangtua?”
Seseorang menjawab, “Ada wahai
Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah tua renta.”
Rasulullah pun mengirim utusan
untuk menemui ibu Alqamah. Beliau berkata, “Katakan pada ibu Alqamah, “jika kau
masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah datanglah, namun jika tidak,
biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.”
Ketika utusan itu sampai pada
ibu Alqamah dan menyampaikan pesan beliau, ibu Alqamah berkata, “Saya lebih
berhak mendatangi beliau.”
Sesampainya di rumah
Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya.
Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah
pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu
dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku. Bagaimana sebenarnya keadaan
putramu Alqamah?”
Sang ibu menjawab, “Wahai
Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah.”
Lalu Rasulullah bertanya lagi,
“Lalu apa perasaanmu padanya?”
Dia menjawab, “Saya marah
kepadanya Wahai Rasulullah.”
Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”
Dia menjawab, “Wahai
Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun
durhaka kepadaku.”
Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah
menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.” Rasulullah
memikirkan cara agar ibu Alqamah mau memaafkan Alqamah. Kemudian beliau
menyuruh Bilal untuk mengumpulkan kayu bakar. Si ibu berkata, “Wahai
Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”
Beliau menjawab, “Saya akan
membakarnya dihadapanmu.” Dia menjawab, “Wahai
Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.” Rasulullah bersabda,
“Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng,
kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah,
demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak
akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya.”
Akhirnya ibu Alqamah berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi,
juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah
ridha pada anakku Alqamah”. Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal,
pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat
ataukah belum.”
Bilal pun berangkat. Dari luar
rumah Alqamah, ternyata dia mendengar Alqamah mengucapkan La Ilaha Illallah.
Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa
mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan
syahadat.” Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga. Maka,
Rasulullah melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani,
kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya, Lalu, di dekat kuburan itu
beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang
melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah,
para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya
sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta
meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan
Allah tergantung pada kemarahannya.”
Dari kisah ini dapat kita
ketahui pentingnya berbakti pada orang tua. Tentunya sebagai anak kita
mempunyai banyak salah pada orangtua kita. Segeralah meminta maaf pada mereka,
karena ridho Allah bergantung pada ridho orangtua.
Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan. Maaf bila ada salah kata dan
hanya kepada Allah saya mohon ampun. Wabillahitaufiq wal
hidayat. Wass. Wr. Wb.
Ada
5 keutamaan berbaktis seorang anak
kepada kedua orang tuanya:
1. Diluaskan Rezeki dan dipanjangkan Umur
Kita sering
menganggap bahwa menyambung tali silatuhahim itu hanyalah kepada saudara,
sahabat, teman dan lain sebagainyanya, padahal silaturahim yang paling utama,
yang harus didahulukan sebelum silaturahim kepada yang lainnya adalah
silaturahim kepada kedua orang tua kita. Apalagi jika kedua orangtua masih
hidup. Dengan sering kita bersilaturahim kepada kedua orangtua, Insya Allah
rizki akan diluaskan dan umur akan dipanjangkan oleh Allah Swt, sebagaimana
hadits Nabi Muhammad Saw:
عنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ
وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa
yang suka diluaskan rizki dan dipanjangkan umur maka hendaklah ia menyambung tali
silaturahmi” [Hadits Riwayat Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu Dawud 1693]
2. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Hidup
Bahkan dengan berbakti kepada kedua orangtua dapat
menghilangkan yang sedang dialaminya sekarang. Bagaimana caranya?, salah satu
caranya dengan bertawassul kepada Allah Swt dengan Amal Shalih yang pernah
dilakukan untuk orangtuanya. Di dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar,
beliau mengatakan:
“Rasulullah Saw bersabda, “Pada suatu hari tiga orang
berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah
gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan
menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata pada yg lain, ‘Ingatlah amal terbaik yg
pernah kamu lakukan’. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul
melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan
tersebut.
Salah satu di antara mereka berkata, “Ya Allah, sungguh
aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia dan aku mempunyai istri
dan anak-anak yg masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika pulang ke rumah
aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum siapapun juga. Suatu hari aku harus berjalan jauh
untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam
dan aku dapati kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu
sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi
kedua orangtuaku namun keduanya masih tertidur pulas. Padahal Anak-anakku
merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya.
Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini
kuberikan kepada kedua orang tuaku (terlebih
dahulu). Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini
kepada mereka. Setelah kedua orangtuaku minum lalu kuberikan susu itu kepada anak-anaku. Ya Allah, seandainya perbuatanku ini baik karena Engkau ya Allah, maka
bukakanlah! “Maka batu yg menutupi pintu gua itupun bergeser” [HR. Bukhari
Muslim]
Hadits ini menunjukkan
bahwa perbuatan yang pernah kita lakukan untuk berbakti kepada kedua orangtua, apalagi
yang sifatnya rutin, itu dapat digunakan untuk bertawassul pada Allah Swt, ketika
kita mengalami kesulitan, In syaa Allah kesulitan tersebut akan hilang.
3. Berbakti kepada kedua
orang tua lebih utama daripada jihad fi sabilillah
عن عبد الله قال
سألت النبي صلى الله عليه وسلم أي العمل أحب إلى الله قال الصلاة على
وقتها قال ثم أي قال ثم بر الوالدين قال ثم أي قال الجهاد في سبيل الله
"Aku bertanya kepada
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan
dicintai Allah ? Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat
pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua
berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah" [HR. Bukhari Muslim]
4. Ridho Allah itu Tergantung
daripada Keridhoaan
Orang Tua
رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا
اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
Rasulullah Saw bersabda; “Ridla Allah
tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada
kemurkaan orang tua” [HR. Bukhari, Tirmidzi
dan Hakim]
Jika ingin memastikan bahwa Allah Swt Ridho kepada kita,
maka pastikan keridhoan kedua orang tua kepada kita. Bagaimana caranya, cara
dengan bertanya langsung kepada kedua orangtua dan meminta selalu keridhoannya.
5. Surga untuk anak yang
berbakti (Sholeh)
Allah telah menyiapkan surga untuk anak yang berbakti,
walaupun keduanya menzaliminya. Rasulullah Saw bersabda: “Seorang muslim yang
mempunyai kedua orang tua yang muslim, kemudian ia senantiasa berlaku baik
kepadanya, maka Allah berkenan membukakan dua pintu surga baginya. Kalau
ia memiliki satu orang tua saja, maka ia akan mendapatkan satu pintu surga
terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang tua maka Allah tidak ridha
kepada-Nya.” Maka ada seorang bertanya, “Walaupun keduanya berlaku zhalim
kepadanya?” Jawab Rasulullah, “Ya, sekalipun keduanya menzhaliminya.” (HR.
Bukhari).
Dalam hadits lain dikatakan:
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية ، أو علم ينتفع به ، أو ولد
صالح يدعو له.
رواه الجماعة
“Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah
amalannya kecuali tiga hal; shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
shaleh yang mendoakan (orangtua)-nya.
Berarti orang yang mendoakan orangtua yang sudah
meninggal dunia itu adalah anak yang sholeh. anak yang tidak mendoakan orang
tuanya maka bukanlah anak sholeh. semakin sering anak mendoakan orangtua maka
semakin sholehlah ia.
Maka dari itu sering-seringlah menbaca doa dan istigfar; “Ya
Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku”
رب اغْفِرْلِي وَ لِوَالِدَيَّ
إِذَا تَرَكَ العَبْدُ الدُّعَاءَ لِلْوَالِدَيْنِ
فُإِنَّهُ يَنْقَطِعُ عَنْهُ الرِّزْقُ (رواه الديلمي)
“Bila
manusia meninggalkan do’a untuk kedua orangtuanya maka sungguh ia akan terputus
rizkinya.”
Lalu bagaimana jika orangtua sudah meninggal dunia. Doakanlah
dan sering-seringlah berziarah kekuburannya, terutama pada setiap hari jum’at,
insya Allah hidup kita akan semakin berkah.
مَنْ
زَارَ قَبْرَ أَبَوَيْهِ أَوْاَحَدِهِمَا فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً غَفَرَ اللهُ
وَ كَانَ بَارًّا بِوَالِدَيْهِ.
Barangsiapa yang ziarah kekuburan kedua orangtuanya atau
salah satu darinya pada setiap hari jum’at maka Allah akan mengampuninya dan
beliau termasuk anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya.
Komentar
Posting Komentar